Kamis, 04 Agustus 2016

Semester 2 Mata Kuliah FIQIH II

Edit Posted by with No comments


Jual Beli
1.    Pengertian jual beli
Jual beli adalah menukar sesuatu barang dengan barang yang lain dengan cara yang tertentu (akad).
2.    Rukun jual beli
a.    Penjual dan pembeli
Syaratnya adalah:
-       Berakal, agar dia tidak terkecoh. Orang yang gila atau bodoh tiak sah jual belinya.
-       Dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa).
-       Tidak mubazir (pemboros), sebab harta orang yang mubazir itu di tangan walinya.
-       Balig (berumur 15 tahun ke atas/dewasa).

3.    Uang dan benda yang dibeli
Syaratnya yaitu:
a.    Suci. Barang najis tidak sah dijual dan tidak boleh dijadikan uang untuk dibelikan, seperti kulit binatang atau bangkai yang belum dimasak.
b.    Ada manfaatnya. Tidak boleh menjual sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
c.    Barang itu dapat disrahkan. Tidak sah menjual suatu barang yang tidak dapat diserahkan kepada yang membeli, misalnya ikan dalam laut.
d.    Barang tersebut merupakan kepunyaan si penjual, kepunyaan yang diwakilinya, atau yang mengusahakan.
e.    Barang tersebut diketahui oleh si penjual dan si pembeli; zat, bentuk, kadar (ukuran), dan sifat-sifatnya jelas sehingga antara keduanya tidak akan terjadi kecoh-mengecoh.

4.    Hukum-hukum jual beli
a.    Mubah (boleh), merupakan asal hukum jual beli.
b.    Wajib, umpamanya wali menjual harta anak yatim apabila terpaksa.
c.    Haram, sebagaimana yang telah diterangkan pada rupa-rupa jual beli yang dilarang.
d.    Sunat, misalnya jual beli kepada sahabat atau famili yang dikasihi dan kepada orang yang sangat membutuhkan barang itu.



SERIKAT (PERSEROAN)
1.    Pengertian serikat
Serikat ada beberapa macam, tetapi di sini hanya akan diterangkan dua macam saja karena keduanya yang lebih penting dan berguna.
a.    Serikat ‘inan (serikat harta)           
Merupakan akad dari dua orang atau lebih untuk bersrikat harta yang ditentukan oleh keduanya dengan maksud mendapatkan keuntungan (tambahan), dan kruntungan itu untuk mereka yang berserikat itu.
b.    Serikat kerja
Merupakan dua orang tenaga ahli atau lebih, bermufakat atas suatu pekerjaan supaya keduanya sama-sama mengerjakan pekerjaan itu.

2.    Rukun serikat
-       Ada sigatnya (lafadz akad).
-       Ada orang yang berserikatnya.
-       Ada pokok pekerjaannya.

3.    Syarat menjadi anggota perkongsian
-       Berakal
-       Balig (berumur 15 tahun)
-       Merdeka dan dengan kehendaknya sendiri (tidak dipaksa)

4.    Syarat modal perkongsian
-       Manfaat hendaklah berupa uang (emas atau perak) atau barang yang ditimbang atau ditakar, misalnya beras, gula, dan lainnya.
-       Dua barang modal itu hendaklah dicampurkan sebelum akad sehingga antar kedua bagian barang itu tidak dapat dibedakan lagi.
JAMINAN (RUNGGUHAN)
1.    Pengertian jaminan atau runggahan
Ialah suatu barang yang dijadikan peneguh atau penguat kepercayaan dalam utang piutang. Barang itu boleh dijual kalau utang tak dapat dibayar, hanya penjualan itu hendaklah dengan keadilan (dengan harga yang berlaku di waktu itu).

2.    Rukun rungguhan
-       Lafaz (kalimat akad), seperti: “saya rungguhkan ini kepada engkau untuk utangku yang sekian kepada engkau.” Jawab yang berpiutang, “saya terima rungguhan ini.”
-       Ada yang merungguhkan dan yang menerima rungguh (yang berutang dan yang berpiutang). Kdeuanya hendaklah ahli tassaruf (berhak membelanjakan hartanya).
-       Barang yang dirungguhkan. Tiap-tiap zat yang boleh dijual boleh dirungguhkan dengan syarat keadaan barang itu tidak rusak sebelum sampai janji utang harus dibayar.
-       Ada utang, disyaratkan keadaan utang telah tetap

3.    Manfaat yang dirungguhkan
Orang yang punya barang tetap berhak mengambil manfaat dan barang yang dirungguhkan, bahkan semua manfaatnya tetap kepunyaan dia, kerusakan barang pun atas tanggungannya. Ia berhak mengambil manfaat barang yang dirungguhkan itu walaupun tidak seizin orang yang menerima rungguhan.

TALAK DAN RUJUK

1.    Pengertian talak dan rujuk
a.    Talak
Dalam bahasa rab adalah “ melepaskan ikatan”. Yang dimaksud di sini ialah melepas ikatan pernikahan.

2.    Lafadz talak
          Ditinjau dari segi shighat, lafadz, ucapan cerai talak dari seorang suami pada istri, talak ada dua macam yaitu talak sharih (langsung, jelas, eksplisit) dan talak kinayah (tidak langsung, sindiran, implisit). Kedua shighat talak ini memiliki hukum tersendiri dalam soal terjadinya talak atau tidak.
-       Talak sharih (terang)
Talak sharih adalah ucapan talak secara jelas dan eksplist yang apabila diucapan pada istri maka jatuhlah talak/perceraian walaupun suami tidak berniat untuk cerai. Lafadz talak sharih ada 3 (tiga) yaitu:
a. Talak atau cerai. Seperti kata suami pada istri: "Aku menceraikanmu." atau "Kamu dicerai", dsb.
b. Pisah (mufaraqah)
c. Sarah (pisah)

3.      Talak kinayah (sindiran)
          Yaitu kata yang mengandung nuansa atau makna percraian tapi tidak secara langsung. Seperti kata suami pada istri "Pulanglah pada orang tuamu!"
Termasuk talak kinayah adalah talak sharih tapi dibuat secara tertulis atau melalui SMS (short text message).


4.    Hukum talak
Hukum talak/perceraian itu beragam: bisa wajib, sunnah, makruh, haram, mubah.
TALAK ITU WAJIB APABILA:
a. Jika suami isteri tidak dapat didamaikan lagi
b. Dua orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal membuat kata sepakat untuk perdamaian rumahtangga mereka
c. Apabila pihak pengadilan berpendapat bahawa talak adalah lebih baik
          Jika tidak diceraikan dalam keadaan demikian, maka berdosalah suami.

- PERCERAIAN ITU HARAM APABILA:
a. Menceraikan isteri ketika sedang haid atau nifas
b. Ketika keadaan suci yang telah disetubuhi
c. Ketika suami sedang sakit yang bertujuan menghalang isterinya daripada menuntut harta pusakanya
d. Menceraikan isterinya dengan talak tiga sekaligus atau talak satu tetapi disebut berulang kali sehingga cukup tiga kali atau lebih

- PERCERAIAN ITU HUKUMNYA SUNNAH APABILA:
a. Suami tidak mampu menanggung nafkah isterinya
b. Isterinya tidak menjaga martabat dirinya

-       CERAI HUKUMNYA MAKRUH APABILA:
a.    Suami menjatuhkan talak kepada isterinya yang baik, berakhlak mulia dan mempunyai pengetahuan agama

-       CERAI HUKUMNYA MUBAH APABILA:
a.    Suami lemah keinginan nafsunya atau isterinya belum datang haid atau telah putus haidnya

5.      JENIS PERCERAIAN ADA 2 (DUA)
Ditinjau dari pelaku perceraian, maka perceraian itu ada dua macam yaitu (a) cerai talak oleh suami kepada istri dan (b) gugat cerai oleh istri kepada suami.

a.   CERAI TALAK OLEH SUAMI
Yaitu perceraian yang dilakukan oleh suami kepada istri. Ini adalah perceraian/talak yang paling umum. Status perceraian tipe ini terjadi tanpa harus menunggu keputusan pengadilan. Begitu suami mengatakan kata-kata talak pada istrinya, maka talak itu sudah jatuh dan terjadi. Keputusan Pengadilan Agama hanyalah formalitas.
Talak atau gugat cerai yang dilakukan oleh suami terdiri dari 4 (empat) macam sbb:
·         Talak raj’i
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan (melafazkan) talak satu atau talak dua kepada isterinya. Suami boleh rujuk kembali ke isterinya ketika masih dalam iddah. Jika waktu iddah telah habis, maka suami tidak dibenarkan merujuk melainkan dengan akad nikah baru.

·         Talak bain
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan talak tiga atau melafazkan talak yang ketiga kepada isterinya. Isterinya tidak boleh dirujuk kembali. Si suami hanya boleh merujuk setelah isterinya menikah dengan lelaki lain, suami barunya menyetubuhinya, setelah diceraikan suami barunya dan telah habis iddah dengan suami barunya.

·         Talak sunni
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan cerai talak kepada isterinya yang masih suci dan belum disetubuhinya ketika dalam keadaan suci

·         Talak bid’i
Suami mengucapkan talak kepada isterinya ketika dalam keadaan haid atau ketikasuci tapi sudah disetubuhi (berhubungan intim).

·         Talak taklik
Talak taklik ialah suami menceraikan isterinya secara bersyarat dengan sesuatu sebab atau syarat. Apabila syarat atau sebab itu dilakukan atau berlaku, maka terjadilah penceraian atau talak. Taklik talak ada dua macam :
a. Taklik qasami
Taklik qasami adalah taklik yang dimaksudkan seperti janji karena mengandung pengertian melakukan pekerjaan atau meninggalkan suatu perbuatan atau menguatkan suatu kabar.

b. Taklik Syarthi
Taklik Syarthi yaitu taklik yang dimaksudkan untuk menjatuhkan talak jika telah terpenuhi syaratnya. Syarat sah taklik yang dimaksud tersebut ialah perkaranya belum ada, tetapi mungkin terjadi di kemudian hari, hendaknya istri ketika lahirnya akad talak dapat dijatuhi talak dan ketika terjadinya perkara yang ditaklikkan istri berada dalam pemeliharaan suami.

§  HUKUM UCAPAN TAKLIK TALAK
Mengucapkan talklik talak oleh pengantin pria sesaat setelah ijab kabul hukumnya tidak wajib. Boleh dilakukan dan boleh ditinggalkan. Berdasarkan pada
a.    Fatwa MUI pada 23 Rabi'ul Akhir 1417 H/ 7 September 1996 yang menyatakan bahwa:
Pengucapan sighat ta'liq talaq, yang menurut sejarahnya untuk melindungi hak-hak wanita ( isteri ) yang ketika itu belum ada peraturan perundang-undangan tentang hal tersebut, sekarang ini pengucapan sighat ta'liq talaq tidak diperlukan lagi. Untuk pembinaan ke arah pembentukan keluarga bahagia sudah di bentuk BP4 dari tingkat pusat sampai dengan tingkat kecamatan.
b.    KHI Kompilasi Hukum Islam pasal 46 ayat (3)
Perjanjian taklik talak bukan suatu perjanjian yang wajib diadakan pada
setiap perkawinan, akan tetapi sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak
dapat dicabut kembali.

b.  GUGAT CERAI OLEH ISTRI

Yaitu perceraian yang dilakukan oleh istri kepada suami. Cerai model ini dilakukan dengan cara mengajukan permintaan perceraian kepada Pengadilan Agama. Dan perceraian tidak dapat terjadi sebelum Pengadilan Agama memutuskan secara resmi.

Ada dua istilah yang dipergunakan pada kasus gugat cerai oleh istri, yaitu fasakh dan khulu’:

1. Fasakh
Fasakh adalah pengajuan cerai oleh istri tanpa adanya kompensasi yang diberikan istri kepada suami, dalam kondisi di mana:
- Suami tidak memberikan nafkah lahir dan batin selama enam bulan berturut-turut;
- Suami meninggalkan istrinya selama empat tahun berturut-turut tanpa ada kabar berita (meskipun terdapat kontroversi tentang batas waktunya);
- suami tidak melunasi mahar (mas kawin) yang telah disebutkan dalam akad nikah, baik sebagian ataupun seluruhnya (sebelum terjadinya hubungan suamii istri); atau
- adanya perlakuan buruk oleh suami seperti penganiayaan, penghinaan, dan tindakan-tindakan lain yang membahayakan keselamatan dan keamanan istri.

Jika gugatan tersebut dikabulkan oleh Hakim berdasarkan bukti-bukti dari pihak istri, maka Hakim berhak memutuskan (tafriq) hubungan perkawinan antara keduanya.

2. Khulu’
Khulu’ adalah kesepakatan penceraian antara suami istri atas permintaan istri dengan imbalan sejumlah uang (harta) yang diserahkan kepada suami. Khulu' disebut dalam QS Al-Baqarah 2:229

1.   Pengertian Rujuk
Rujuk menurut bahasa artinya kembali, sedangkan menurut istilah adalah kembalinya seorang suami kepada mantan istrinya dengan perkawinan dalam masa iddah sesudah ditalak raj’i.
Dalam KHI pasal 63 bahwa Rujuk dapat dilakukan dalam hal:
a. Putusnya perkawinan karena talak, kecuali talak yang telah jatuh tiga kali atau talak yang di jatuhkan qabla al dukhul.
b. Putus perkawinan berdasarkan putusan pengadilan dengan alasan atau alasan-alasan selain zina dan khuluk.



2.  Syarat dan Rukun Rujuk

          a. Syarat Rujuk
-       Saksi untuk rujuk
Puqaha berbeda pendapat tentang adanya saksi dalam rujuk, apakah ia menjadi syarat sahnya rujuk atau tidak. Imam malik berpendapat bahwa saksi dalam rujuk adalah disunnahkan, sedangkan Imam syafi’I mewajibkan.

-  Belum habis masa iddah
-  Istri tidak di ceraikan dengan talak tiga
-  Talak itu setelah persetubuhan
Jika istri yang telah di cerai belum perah di campuri, maka tidak sah untuk rujuk, tetapi harys dengan perkawinan baru lagi.

c.   Rukun Rujuk :
Suami yang merujuk
Syarat-syarat suami sah merujuk:
- Berakal
- Baligh
- Dengan kemauan sendiri
- Tidak di paksa dan tidak murtad

d.  Ada istri yang di rujuk
Syarat istri yang di rujuk:
-       Telah di campuri
-       Bercerai dengan talak bukan dengan fasakh
-       Tidak bercerai dengan khuluk
-       Belum jatuh talak tiga.
-       Ucapan yang menyatakan untuk rujuk.

e.   Kedua belah pihak (mantan suami dan mantan istri) sama-sama suka, dan yakin dapat hidup bersama kembali dengan baik. berdasarkan firman Allah Swt:
Dan suami-suaminya berhak merujuknya dalam masa menanti itu dan jika mereka (para suami) itu menghendaki islah”.

f.   Dengan pernyataan ijab dan qabul
Syarat lapadz (ucapan) rujuk:
a.    Lafaz yang menunjukkan maksud rujuk, misalnya kata suami “aku rujuk engkau” atau “aku kembalikan engkau kepada nikahku”.
b.    Tidak bertaklik — tidak sah rujuk dengan lafaz yang bertaklik, misalnya kata suami “aku rujuk engkau jika engkau mahu”. Rujuk itu tidak sah walaupun istri mengatakan mau.
c.    Tidak terbatas waktu — seperti kata suami “aku rujuk engkau selama sebulan

g.   Hikmah Rujuk
1. Dapat menyambung semula hubungan suami isteri untuk kepentingan kerukunan numah tangga
2. Membolehkan seseorang berusaha untuk rujuk meskipun telah berlaku perceraian.
3. Membolehkan seseorang berusaha untuk rujuk meskipun telah berlaku perceraian.

h.  Prosedur rujuk
Pasangan mantan suami-istri yang kan melakukan rujuk harus dapat menghadap PPN (pegawai pencatat nikah) atau kepala kantor urusan agama (KUA) yang mewilayahi tempat tinggal istri dengan membawa surat keterangan untuk rujuk dari kepala desa/lurah serta kutipan dari buku pendaftaran talak/cerai atau akta talak/cerai.
Adapun prosedurnya adalah sebagaiu berikut:
a. Di hadapan PPN suami mengikrarkan rujuknya kepada istri disaksikan mimimal dua orang saksi.
b. PPN mencatatnya dalam buku pendaftaran rujuk, kemudian membacanya di hadapan suami-istri tersebut serta saksi-saksi, dan selanjutnya masing-masing membubuhkan tanda tangan.
c. PPN membuatkan kutipan buku pendaftaran rujuk rangkap dua dengan nomor dan kode yang sama.
d. Kutipan ddiberikan kepada suami-istri yang rujuk.
e. PPN membuatkan surat keterangan tentang terjadinya rujuk dan dan mengirimnya ke pengadilan agama yang mengeluarkan akta talak yang bersangkutan.
f. Suami-istri dengan membawa kutipan buku pendaftaran rujuk datang ke pengadilan agama tempat terjadinya talak untuk mendapatkan kembali akta nikahnya masing-masing.
g. Pengadilan agama memberikan kutipan akta nikah yang bersangkutan dengan menahan kutipan buku pendaftaran rujuk.

i. Hukum Rujuk
1. Wajib apabila Suami yang menceraikan salah seorang isteri-isterinya dan dia belum menyempurnakan pembahagian giliran terhadap isteri yang diceraikan itu.
2. Haram Apabila rujuk itu menjadi sebab mendatangkan kemudaratan kepada isteri tersebut.
3. Makruh Apabila perceraian itu lebih baik diteruskan daripada rujuk.
4. Makruh Apabila perceraian itu lebih baik diteruskan daripada rujuk.
5. Sunat Sekiranya mendatangkan kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar