Kamis, 04 Agustus 2016

Semester 2 Mata Kuliah Tafsir Tarbawi I

Edit Posted by with No comments


Objek Pendidikan Islam
1.      Q.S.  at-Tahrim ayat 6

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”, Q.S. A-Tahrim: 6

2.      Asbabun Nuzul

Ketika turun ayat tersebut, umar berkata “Wahai Rasullah, kita dapat menjaga diri kita sendiri, tetapi bagaimana kita menjaga diri kita sendiri, tetapi bagaimana kita menjaga keluarga kita?” lalu Rasullah menjawab “Kamu larang mereka mengerjakan apa yang dilarang Allah untukmu dan kamu perintahkan mereka, apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Itulah penjagaan antara diri mereka dengan neraka.

3.      Kesimpulan

Objek pendidikan dalam surat at-Tahrim ini lebih spesifik lagi, yaitu keluarga. Dan keluarga itu adalah anak, istri, dan hamba sahaya.
Objek pendidikan islam secara luas berarti seluruh umat muslim berhak mendapatkan pendidikan. Objek Pendidikan Islam secara luas adalah untuk diri sendiri.


Pendidikan Sepanjang Hayat

1.      Q.S. Ali Imran ayat 190

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ﴿ە۱۹
 “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (Q.S. Ali Imran: 190)

2.      Kesimpulan

Menuntut ilmu baik itu bagi kalangan pelajar, mengajar ataupun untuk setiap manusia. Dari ayat di atas maksudnya, pengetahuan yang Allah berikan itu sangat luas dan tak terbatas, sehingga harusnya manusia lebih sejahtera dan mengetahui menggunakan akalnya yang telah di anugerahkan Allah SWT. Ilmu terus berkembang dan pengetahuan manusia terus bertambah dan menciptakan kesejahteraan jika manusia melakukan pendidikan dan pembelajaran.

Fadilah Menuntut Ilmu

1.      Di dalam al-Qur’an banyak sekali ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang keutamaan ilmu antara lain yaitu Q.S. Ali Imran ayat 18
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Allah mengatakan bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia, yang menegakan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Ali Imran: 18)

2.      Kesimpulan
Ayat ini menunjukkan akan keutamaan ilmu, karena Allah telah menggandengkan persaksian para ulama dengan persaksiannya dan persaksian para malaikat, bahwa dia adalah sesembahan yang benar, yang berhak diibadahi, tidak ada ilah yang benar melainkan dia.

Pentingnya Mengamalkan Ilmu

1.    Ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan pentingnya mengamalkan ilmu. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ash-Shaff ayat 2 dan 3.

(2). يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?

(3). كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ الَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.
2.      Kesimpulan
Ilmu dan amal perbuatan adalah ilmu yang sempurna yang disimpan di dalam hati kemudian diamalkan. Inilah yang disebut ilmu yang bermanfaat. Apabila kita mengamalkan ilmu apa yang kita punya maka ilmu ini aan memberikan kebaikan kepada pemiliknya. Sedangkan ilmu tanpa amal akan menghujat pemiliknya pada hari kiamat. Oleh karena itu, Allah memperingatkan kepada kaum muslimin yang hanya bisa berbicara tidak melakukan apa-apa.

Murid Sebagai Peserta Didik Pendidikan Islam

1.      Q.S. at-Taubah ayat 122
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ                                                         وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. at-Taubah: 122)
2.      Kesimpulan
Ayat ini menunjukkan atau memberikan anjuran tegas kepada umat islam agar ada sebagian dari umat islam memperdalam agama. Dalam safwah al-Tafsir dikatakan bahwa yang dimaksud kata tafaqquh fi al-din adalah menjadi seseorang yang mendalami ilmunya dan selalu memiliki tanggung jawab dalam pencarian.

Media Pendidikan Islam
1.      Q.S. al-Luqman ayat 16

يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ                                        فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ                               
(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Q.S. al-Luqman ayat 16)

2.      Kesimpulan
Luqman mewasiatkan kepada anaknya agar selalu waspada terhadap rayuan yang telah mengajak dan mempengaruhi manusia melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Apa yang dilakukan manusia, sejak dari yang besar sampai yang sekecil-kecilnya yang nampak dan yang tidak tampak, yang terlihat dan yang tidak terlihat pasti diketahui Allah, karena itu Allah pasti akan memberikan pembalasan yang setimpal dengan perbuatan manusia itu.
EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
1.      Q.S. an-Ankabut ayat 2

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ 
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Q.S. an-Ankabut: 2)

2.      Kesimpulan
Pada ayat ini, Allah bertanya kepada manusia yang telah mengaku beriman dengan mengucapkan kalimat syahadat bahwa apakah mereka akan dibiarkan begitu saja mengakui keimanan tersebut tanpa lebih dahulu di uji? Tidak, malah setiap orang beriman harus di uji terlebih dahulu. Sehingga dapat diketahui sampai dimanakah mereka bersabar dan tahan menerima ujian tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar