Kamis, 04 Agustus 2016

Semester 3 Mata Kuliah Dasar-dasar Pendidikan

Edit Posted by with No comments


Hubungan antara Pendidik dan Peserta Didik
Pendidik dan peserta didik merupakan dua jenis posisi/status yang dimiliki oleh manusia-manusia yang memainkan peran fungsional dalam wilayah aktivitas yang terbingkai dalam dunia pendidikan maupun pelatihan ( al-tarbiyah wa al-tadrîb ). Masing-masing posisi yang melekat pada kedua pihak tersebut mewajibkan kepada mereka untuk memainkan seperangkat peran berbeda sesuai dengan konstruksi struktural lingkungan pendidikan atau pelatihan yang menjadi wadah kegiatan mereka.
Antara pendidik dan peserta didik terikat oleh suatu tata nilai terpola yang menopang terjadinya proses pembelajaran sesuai dengan posisi yang diperankan oleh kedua belah pihak. Oleh karena itulah, semenjak penyusunan perencanaan pengajaran sampai kepada evaluasi pengajaran idealnya harus melibatkan proses hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung demi mencapai tujuan kegiatan.
Hubungan antara Pendidik dan Peserta Didik sesungguhnya tidak hanya terjadi pada saat sedang melaksanakan tugas atau selama berlangsungnya pemberian pelayanan pendidikan. Meski seorang guru sedang dalam keadaan tidak menjalankan tugas, atau sudah lama meninggalkan tugas (purna bhakti), hubungan dengan siswanya (mantan siswa) relatif masih terjaga. Bahkan di kalangan masyarakat tertentu masih terbangun “sikap patuh pada guru” (dalam bahasa psikologi, guru hadir sebagai “reference group”). Meski secara formal,  tidak lagi  menjalankan tugas-tugas keguruannya, tetapi hubungan batiniah antara guru dengan siswanya masih relatif kuat, dan sang siswa pun tetap berusaha menjalankan segala sesuatu yang diajarkan gurunya.
Interaksi edukatif
Interaksi edukatif dilakukan dengan beberapa prinsip yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Prinsip-prinsip tersebut  dalam interaksi edukatif tidak bisa diterapkan secara sembarangan karena harus dipertimbangkan  akibat yang akan terjadi dan situasi pada anak didik. Akhirnya, dalam mengajar guru perlu menerapkan prinsip-prinsip motivasi, berangkat dari persepsi yang dimiliki anak didik, fokus tertentu, keterpaduan, pemecahan masalah, mencari, menemukan dan mengembangkan sendiri, belajar sambil bekerja, hubungan sosial, dan perbedaan individual (Djamarah, 2010:69). Penerapan prinsip-prinsip tersebut diharapkan mampu memecahkan masalah yang sedang guru hadapi dalam kegiatan interaksi edukatif, khususnya untuk menjaga kegairahan belajar anak didik sehingga tujuan interaksi edukatif dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Proses interaksi edukatif adalah suatu proses yang mengandung sejumlah norma. Norma-norma tersebut ditransfer oleh guru kepada anak didik sehingga interaksi edukatif tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dalam penuh makna. Interaksi edukatif sebagai jembatan yang menghidupkan persenyawaan antara pengetahuan dan perbuatan, yang mengantarkan kepada tingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang diterima anak didik. Interaksi edukatif menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna, kreatif, dan berkaitan dengan tujuan pendidikan.
Berikut ini adalah 4 kriteria guru yang baik :
1.    Pedagogic
Pedagogik merupakan ilmu yang mengkaji bagaimana membimbing anak, bagaimana sebaiknya pendidik berhadapan dengan anak didik, apa tugas pendidik dalam mendidik anak, apayang menjadi tujuan mendidik anak. (Drs. Uyoh Sadulloh : hal.2) dari pengertian itu, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sebagai guru yang baik dan professional itu, harus faham dan mengerti betul hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan, baik itu berupa teori tentang pembelajaran, cara menyampaikan materi, faham akan kondisi yang dihadapi sehingga metodeyang di berikan itu akan sesuai dengan kondisi anak yang dihadapi.
2.    Social
Seorang guru adalah figure yang berbicara didepan dan harus bisa menghidupkan suasana,dengan kemampuan socialnya, seorang guru professional diharapkan bisa menjalin komunikasidengan orang lain, dan dalam hal mendidik adalah dengan peserta didik. Karena dalam pembelajaran itu merupakan proses pentransferan ilmu dari guru ke murid, sehingga interaksisocial yang terjadi antara guru dan murid diharapkan mengarah pada topic bahasan sesuaidengan materi pelajaran yang dibawakan. Dalam kemampuan social ini guru diharapkan memiliki kemampuan interpersonal yang baik sehingga ia tahu bagaimana mengelola emosi dirinya pada waktu berinteraksi dengan peserta didik, dari sinilah akan tercipta suasana yang nyaman dalam pembelajaaran, sehingga hasil yang diinginkan itu besar kemungkinan tercapaidengan sempurna. Siswa pun akan lebih tertarik dengan materi yang dibawakan oleh pendidik.
3.    Profesional
Profesional disini, berarti seorang pendidik itu harus paham betul akan materi yang iasampaikan. Materi yang ia bawakan ini akan berdampak pada pemahaman siswa, sehinggadalam keprofesionalannya ia harus memastikan sejauh mana materi yang dipahami oleh pesertadidik. Sesekali ia harus bertanya kepada murid, mana materi yang belum dipahami. Karenatuntutan penguasaan materi inilah, maka guru yang professional setidaknya ia menyiapkan materinya sebelum ia memasuki ruang belajar. Lebih detail lagi ia selalu ingat akan tugas ataumateri yang ia bawakan kemarin, sehingga materi yang dibawakan itu akan terus nyambung bagaikan mata rantai yang saling membutuhkan satu sama lain.
4.    Kepribadian
guru tidak hanya sebagai pentransfer ilmu, akan tetapi juga sebagai pengajar etika yang berperansebagai suritauladan. Konsep orang jawa bahwa guru adalah orang yang digugu dan ditiru,artinya guru adalah orang yang dihormati dan menjadi tauladan bagi muridnya, maka dari itukarena sebagai seorang figure yang di hormati dan ditiru ia harus mengisi kepribadiannya denganakhlaqul karimah. Dalam onsep pendidikan Prof. Dr. Naquib Al-attas, bahwa guru dalam pengertian beliau adalah mu’addib yang artinya sebagai penanam adab atau akhlaq. Jadi, sebagai penanam akhlaq maka ia pun harus mempunyai bibit yang untuk ditanam, yakni dalam dirinya pun harus ada yang namanya adab. Kepribadian guru sebagai seorang pendidik bila dijabarkan lebih detail lagi seperti mempunyai kepribadian sabar dalam menghadapi peserta didik, mempunyai rasa empati, jujur dan respect, kepekaan terhadap lingkungan.

0 komentar:

Posting Komentar