Hubungan antara
Pendidik dan Peserta Didik
Pendidik dan peserta didik merupakan dua jenis posisi/status yang dimiliki
oleh manusia-manusia yang memainkan peran fungsional dalam wilayah aktivitas
yang terbingkai dalam dunia pendidikan maupun pelatihan ( al-tarbiyah wa
al-tadrîb ). Masing-masing posisi yang melekat pada kedua pihak tersebut
mewajibkan kepada mereka untuk memainkan seperangkat peran berbeda sesuai
dengan konstruksi struktural lingkungan pendidikan atau pelatihan yang menjadi
wadah kegiatan mereka.
Antara pendidik dan peserta didik terikat oleh suatu tata nilai terpola
yang menopang terjadinya proses pembelajaran sesuai dengan posisi yang
diperankan oleh kedua belah
pihak. Oleh karena itulah, semenjak penyusunan perencanaan pengajaran sampai kepada
evaluasi pengajaran idealnya harus melibatkan proses hubungan timbal balik
antara pendidik dan peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung
demi mencapai tujuan kegiatan.
Hubungan
antara Pendidik dan Peserta Didik sesungguhnya tidak hanya
terjadi pada saat sedang melaksanakan tugas atau selama berlangsungnya
pemberian pelayanan pendidikan. Meski seorang guru sedang dalam keadaan tidak
menjalankan tugas, atau sudah lama meninggalkan tugas (purna bhakti), hubungan
dengan siswanya (mantan siswa) relatif masih terjaga. Bahkan di kalangan
masyarakat tertentu masih terbangun “sikap
patuh pada guru” (dalam bahasa psikologi, guru hadir sebagai “reference group”). Meski secara
formal, tidak lagi menjalankan tugas-tugas keguruannya, tetapi
hubungan batiniah antara guru dengan siswanya masih relatif kuat, dan sang
siswa pun tetap berusaha menjalankan segala sesuatu yang diajarkan gurunya.
Interaksi edukatif
Interaksi edukatif dilakukan
dengan beberapa prinsip yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik. Prinsip-prinsip tersebut dalam interaksi edukatif tidak bisa
diterapkan secara sembarangan karena harus dipertimbangkan akibat yang
akan terjadi dan situasi pada anak didik. Akhirnya, dalam mengajar guru perlu
menerapkan prinsip-prinsip motivasi, berangkat dari persepsi yang dimiliki anak
didik, fokus tertentu, keterpaduan, pemecahan masalah, mencari, menemukan dan
mengembangkan sendiri, belajar sambil bekerja, hubungan sosial, dan perbedaan
individual (Djamarah, 2010:69). Penerapan prinsip-prinsip tersebut diharapkan
mampu memecahkan masalah yang sedang guru hadapi dalam kegiatan interaksi
edukatif, khususnya untuk menjaga kegairahan belajar anak didik sehingga tujuan
interaksi edukatif dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Proses interaksi edukatif
adalah suatu proses yang mengandung sejumlah norma. Norma-norma tersebut
ditransfer oleh guru kepada anak didik sehingga interaksi edukatif tidak
berproses dalam kehampaan, tetapi dalam penuh makna. Interaksi edukatif sebagai
jembatan yang menghidupkan persenyawaan antara pengetahuan dan perbuatan, yang
mengantarkan kepada tingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang diterima anak
didik. Interaksi edukatif menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah
pengetahuan sebagai mediumnya sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang
bermakna, kreatif, dan berkaitan dengan tujuan pendidikan.
Berikut ini adalah 4 kriteria guru yang baik :
1. Pedagogic
Pedagogik merupakan ilmu yang mengkaji bagaimana
membimbing anak, bagaimana sebaiknya pendidik berhadapan dengan anak didik, apa
tugas pendidik dalam mendidik anak, apayang menjadi tujuan mendidik anak. (Drs.
Uyoh Sadulloh : hal.2) dari pengertian itu, dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa sebagai guru yang baik dan professional itu, harus faham dan mengerti
betul hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan, baik itu berupa teori
tentang pembelajaran, cara menyampaikan materi, faham akan kondisi yang dihadapi
sehingga metodeyang di berikan itu akan sesuai dengan kondisi anak yang
dihadapi.
2. Social
Seorang guru adalah figure yang berbicara didepan dan
harus bisa menghidupkan suasana,dengan kemampuan socialnya, seorang guru
professional diharapkan bisa menjalin komunikasidengan orang lain, dan dalam
hal mendidik adalah dengan peserta didik. Karena dalam pembelajaran itu
merupakan proses pentransferan ilmu dari guru ke murid, sehingga
interaksisocial yang terjadi antara guru dan murid diharapkan mengarah pada
topic bahasan sesuaidengan materi pelajaran yang dibawakan. Dalam kemampuan
social ini guru diharapkan memiliki kemampuan interpersonal yang baik sehingga
ia tahu bagaimana mengelola emosi dirinya pada waktu berinteraksi dengan
peserta didik, dari sinilah akan tercipta suasana yang nyaman dalam
pembelajaaran, sehingga hasil yang diinginkan itu besar kemungkinan
tercapaidengan sempurna. Siswa pun akan lebih tertarik dengan materi yang
dibawakan oleh pendidik.
3. Profesional
Profesional disini, berarti seorang pendidik itu harus
paham betul akan materi yang iasampaikan. Materi yang ia bawakan ini akan
berdampak pada pemahaman siswa, sehinggadalam keprofesionalannya ia harus
memastikan sejauh mana materi yang dipahami oleh pesertadidik. Sesekali ia
harus bertanya kepada murid, mana materi yang belum dipahami. Karenatuntutan
penguasaan materi inilah, maka guru yang professional setidaknya ia menyiapkan
materinya sebelum ia memasuki ruang belajar. Lebih detail lagi ia selalu ingat
akan tugas ataumateri yang ia bawakan kemarin, sehingga materi yang dibawakan
itu akan terus nyambung bagaikan mata rantai yang saling membutuhkan satu
sama lain.
4. Kepribadian
guru tidak hanya sebagai pentransfer ilmu, akan tetapi
juga sebagai pengajar etika yang berperansebagai suritauladan. Konsep orang
jawa bahwa guru adalah orang yang digugu dan ditiru,artinya guru adalah orang
yang dihormati dan menjadi tauladan bagi muridnya, maka dari itukarena sebagai
seorang figure yang di hormati dan ditiru ia harus mengisi kepribadiannya
denganakhlaqul karimah. Dalam onsep pendidikan Prof. Dr. Naquib Al-attas, bahwa
guru dalam pengertian beliau adalah mu’addib yang artinya sebagai penanam
adab atau akhlaq. Jadi, sebagai penanam akhlaq maka ia pun harus mempunyai
bibit yang untuk ditanam, yakni dalam dirinya pun harus ada yang namanya
adab. Kepribadian guru sebagai seorang pendidik bila dijabarkan lebih detail
lagi seperti mempunyai kepribadian sabar dalam menghadapi peserta didik,
mempunyai rasa empati, jujur dan respect, kepekaan terhadap lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar