Kamis, 04 Agustus 2016

Semester 2 Mata Kuliah Ushul Fiqh

Edit Posted by with No comments


IJTIHAD

1. Pengertian Ijtihad
Pengertian ijtihad menurut bahasa dan pengertian ijtihad menurut istilah. Pengertian ijtihad menurut bahasa adalah bersungguh-sungguh dalam mencurahkan pikiran. Sedangkan pengertian ijtihad menurut istilah adalah mencurahkan seluruh tenaga dan pikiran dengan sungguh-sungguh dalam menetapkan hukum syariat. Jadi, ijtihad dapat terjadi jika pekerjaan yang dilakukan terdapat unsur-unsur kesulitan.

2. Tujuan Ijtihad
Memenuhi keperluan umat manusia dalam beribadah kepada Allah di tempat dan waktu tertentu. sedangkan Fungsi Ijtihad adalah untuk mendapatkan solusi hukum, jika terdapat suatu masalah yang harus diterapkan hukumnya, namun tidak dijumpai pada Al-Qur'an dan Hadist. Fungsi Ijtihad sangat penting karena telah diakui kedudukan dan legalitasnya dalam islam, namun tidak semua orang dapat melakukan ijtihad, hanya dengan orang-orang tertentu yang dapat memenuhi syarat-syarat menjadi mujtahid seperti yang ada dibawah ini.... 

3. Syarat-Syarat Menjadi Ijtihad (Mujtahid)
·         Mengetahui ayat dan sunnah yang berhubungan dengan hukum.
·         Mengetahui masalah-masalah yang telah di ijma’kan oleh para ahlinya
·         Mengetahui Nasikh dan Mansukh.
·         Mengetahui bahasa arab dan ilmu-ilmunya dengan sempurna.
·         Mengetahui ushul fiqh
·         Mengetahui dengan jelas rahasia-rahasia tasyrie’ (Asrarusyayari’ah).
·         Menghetahui kaidah-kaidah ushul fiqh
·         Mengetahui seluk beluk qiyas.

4. Jenis-Jenis Ijtihad 
·         Ijma' (kesepakatan) : Pengertian ijma adalah kesepakatan para ulama untuk menetapkan hukum agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadist dalam perkara yang terjadi. Hasil dari Ijma berupa Fatwa artinya keputuan yang diambil secara bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti oleh seluruh umat. 
·         Qiyas : Pengertian qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan hukum dalam suatu perkara baru yang belum pernah masa sebelumnya namun memiliki kesamaan seperti sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dalam perkara sebelumnya sehingga dihukumi sama. Ijma dan Qiyas adalah sifat darurat dimana ada yang belum ditetapkan sebelumnya. 
·         Maslahah Mursalah : Pengertian maslahah mursalah adalah cara menetapkan hukum yang berdasarkan atas pertimbangan kegunaan dan manfaatnya. 
·         Sududz Dzariah : Pengertian sududz dzariah adalah memutuskan suatu yang mubah makruh atau haram demi kepentingan umat. 
·         Istishab : Pengertian istishab adalah  tindakan dalam menetapkan suatu ketetapan sampai ada alasan yang mengubahnya. 
·         Urf : Pengertian urf adalah tindakan dalam menentukan masih bolehkah adat-istiadat dan kebebasan masyarakat setempat dapat berjalan selama tidak bertentangan dengan aturan prinsipal Al-Qur'an dan Hadist. 
·         Istihsan : Pengertian istihsan adalah tindakan dengan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya disebabkan adanya suatu dalil syara’ yang mengharuskan untuk meninggalkannya. 
5. Contoh Ijtihad
Penentuan I Syawal, Para ulama berkumpul untuk berdiskusi mengeluarkan argumennya untuk menentukan 1 Syawal, juga penentuan awal Ramadhan. Setiap ulama memiliki dasar hukum dan cara dalam penghitungannya, jika telah ketemu maka muncullah kesepakatan dalam penentuan 1 Syawal.
6. Manfaat Ijtihad
·         Setiap permasalahan baru yang dihadapi setiap umat dapat diketahui hukumnya sehingga hukum islam selalu berkembang serta sanggup menjawab tantangan.
·         Dapat menyesuaikan hukum dengan berdasarkan perubahan zaman, waktu dan keadaan.
·         Menetapkan fatwa terhadap masalah-masalah yang tidak terkait dengan halal atau haram.
·         Dapat membantu umat islam dalam menghapi setiap masalah yang belum ada hukumnya secara islam.
Ta’arud dan Tarjih
1. Pengertian Ta’arud dan Tarjih
Ta’arud yaitu berlawanan dua buah nash yang kedua hukumnya berbeda dan tak mungkin keduanya dilaksanakan dalam satu waktu. Sedangkan tarjih adalah memperkuat salah satu dari dua dalil atau lebih yang berlawanan dengan adanya tanda menyakinkan mujtahid bahwa dalil tertentu lebih kuat daripada dalil yang lainnya.

2. Sebab-sebab Ta’arud
·       Dalalah nas itu bersifat zanniy. Sahabat berselisih pendapat tentang tempoh iddah bagi perempuan yang diceraikan oleh suaminya kepada dua pendapat. Pendapat yang pertama tiga kali suci daripada haid, yang kedua tiga kali haid.

         3. SYARAT TA’ARUD
             Syarat-syarat ta’arud adalah seperti berikut:
·       Kedua-dua dalil tersebut mestilah saling bercanggah di antara satu sama lain.
·       Kekuatan kedua-dua dalil tersebut adalah sama sama ada pensabitannya, dalalah dan juga dari segi bilangannya.
·       Percanggahan itu mestilah pada satu mahal.
·       Percanggahan itu mestilah berlaku pada waktu yang sama.

4.    HUKUM TA’ARUD
Terdapat beberapa hukum ta’arud. Antaranya ialah:
·       Harmonikan (al-jam’) percanggahan tersebut.
·       Dibuat pentarjihan (al-tarjih).
·       Dilakukan nasakh jika diketahui tarikh dalil-dalil yang bercanggah.
·       Dalil-dalil tersebut gugur (tidak boleh dijadikan hujah).

5.  Cara-cara pentarjihan secara umum ada dua kelompok, yaitu:
a.        Tarjih baina an-nushush, dibagi menjadi:
-         Dari segi sanad
-         Dari segi matan
-         Dari segi hukum atau kandungan hukum
-         Tarjih menggunakan takrir (dalil) lain dari luar nash
b.       Tarjih bain al-aqsiyah
-         Dari segi hukum ashl
-         Dari segi hukum cabang
-         Dari segi illat
-         Pentarjihan dari segi cara penetapan illat
-         Pentarjihan dari sifat illat
-         Pentarjihan qoyas melalui factor luar

0 komentar:

Posting Komentar