IJTIHAD
1. Pengertian
Ijtihad
Pengertian ijtihad menurut bahasa
dan pengertian ijtihad menurut istilah. Pengertian ijtihad menurut bahasa
adalah bersungguh-sungguh dalam mencurahkan pikiran. Sedangkan pengertian
ijtihad menurut istilah adalah mencurahkan seluruh tenaga dan pikiran dengan
sungguh-sungguh dalam menetapkan hukum syariat. Jadi, ijtihad dapat terjadi
jika pekerjaan yang dilakukan terdapat unsur-unsur kesulitan.
2. Tujuan
Ijtihad
Memenuhi keperluan umat manusia
dalam beribadah kepada Allah di tempat dan waktu tertentu. sedangkan Fungsi
Ijtihad adalah untuk mendapatkan solusi hukum, jika terdapat suatu
masalah yang harus diterapkan hukumnya, namun tidak dijumpai pada Al-Qur'an dan
Hadist. Fungsi Ijtihad sangat penting karena telah diakui kedudukan
dan legalitasnya dalam islam, namun tidak semua orang dapat melakukan ijtihad,
hanya dengan orang-orang tertentu yang dapat memenuhi syarat-syarat menjadi
mujtahid seperti yang ada dibawah ini....
3. Syarat-Syarat
Menjadi Ijtihad (Mujtahid)
·
Mengetahui ayat dan sunnah yang berhubungan dengan
hukum.
·
Mengetahui masalah-masalah yang telah di ijma’kan oleh
para ahlinya
·
Mengetahui Nasikh dan Mansukh.
·
Mengetahui bahasa arab dan ilmu-ilmunya dengan
sempurna.
·
Mengetahui ushul fiqh
·
Mengetahui dengan jelas rahasia-rahasia tasyrie’
(Asrarusyayari’ah).
·
Menghetahui kaidah-kaidah ushul fiqh
·
Mengetahui seluk beluk qiyas.
4. Jenis-Jenis
Ijtihad
·
Ijma' (kesepakatan) : Pengertian ijma adalah kesepakatan para ulama untuk
menetapkan hukum agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadist dalam perkara yang
terjadi. Hasil dari Ijma berupa Fatwa artinya keputuan yang diambil secara
bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti oleh seluruh
umat.
·
Qiyas : Pengertian qiyas adalah menggabungkan atau
menyamakan artinya menetapkan hukum dalam suatu perkara baru yang belum pernah
masa sebelumnya namun memiliki kesamaan seperti sebab, manfaat, bahaya dan
berbagai aspek dalam perkara sebelumnya sehingga dihukumi sama. Ijma dan Qiyas
adalah sifat darurat dimana ada yang belum ditetapkan sebelumnya.
·
Maslahah Mursalah : Pengertian maslahah mursalah adalah cara menetapkan
hukum yang berdasarkan atas pertimbangan kegunaan dan manfaatnya.
·
Sududz Dzariah : Pengertian sududz dzariah adalah memutuskan suatu yang
mubah makruh atau haram demi kepentingan umat.
·
Istishab : Pengertian istishab adalah tindakan dalam
menetapkan suatu ketetapan sampai ada alasan yang mengubahnya.
·
Urf : Pengertian urf adalah tindakan dalam menentukan masih
bolehkah adat-istiadat dan kebebasan masyarakat setempat dapat berjalan selama
tidak bertentangan dengan aturan prinsipal Al-Qur'an dan Hadist.
·
Istihsan : Pengertian istihsan adalah tindakan dengan meninggalkan
satu hukum kepada hukum lainnya disebabkan adanya suatu dalil syara’ yang
mengharuskan untuk meninggalkannya.
5. Contoh
Ijtihad
Penentuan I Syawal, Para ulama
berkumpul untuk berdiskusi mengeluarkan argumennya untuk menentukan 1 Syawal,
juga penentuan awal Ramadhan. Setiap ulama memiliki dasar hukum dan cara dalam
penghitungannya, jika telah ketemu maka muncullah kesepakatan dalam penentuan 1
Syawal.
6. Manfaat
Ijtihad
·
Setiap permasalahan baru yang dihadapi setiap umat
dapat diketahui hukumnya sehingga hukum islam selalu berkembang serta sanggup
menjawab tantangan.
·
Dapat menyesuaikan hukum dengan berdasarkan perubahan
zaman, waktu dan keadaan.
·
Menetapkan fatwa terhadap masalah-masalah yang tidak
terkait dengan halal atau haram.
·
Dapat membantu umat islam dalam menghapi setiap
masalah yang belum ada hukumnya secara islam.
Ta’arud dan Tarjih
1. Pengertian Ta’arud dan Tarjih
Ta’arud yaitu berlawanan dua buah
nash yang kedua hukumnya berbeda dan tak mungkin keduanya dilaksanakan dalam
satu waktu. Sedangkan tarjih adalah memperkuat salah satu dari dua dalil atau
lebih yang berlawanan dengan adanya tanda menyakinkan mujtahid bahwa dalil
tertentu lebih kuat daripada dalil yang lainnya.
2. Sebab-sebab Ta’arud
·
Dalalah nas itu bersifat zanniy. Sahabat berselisih pendapat
tentang tempoh iddah bagi perempuan yang diceraikan oleh suaminya kepada dua
pendapat. Pendapat yang pertama tiga kali suci daripada haid, yang kedua tiga
kali haid.
3. SYARAT
TA’ARUD
Syarat-syarat ta’arud adalah seperti berikut:
Syarat-syarat ta’arud adalah seperti berikut:
·
Kedua-dua dalil tersebut mestilah saling bercanggah di
antara satu sama lain.
·
Kekuatan kedua-dua dalil tersebut adalah sama sama ada
pensabitannya, dalalah dan juga dari segi bilangannya.
·
Percanggahan itu mestilah pada satu mahal.
·
Percanggahan itu mestilah berlaku pada waktu yang
sama.
4. HUKUM
TA’ARUD
Terdapat
beberapa hukum ta’arud. Antaranya ialah:
·
Harmonikan (al-jam’) percanggahan tersebut.
·
Dibuat pentarjihan (al-tarjih).
·
Dilakukan nasakh jika diketahui tarikh dalil-dalil
yang bercanggah.
·
Dalil-dalil tersebut gugur (tidak boleh dijadikan
hujah).
5. Cara-cara
pentarjihan secara umum ada dua kelompok, yaitu:
a.
Tarjih baina an-nushush, dibagi menjadi:
-
Dari segi sanad
-
Dari segi matan
-
Dari segi hukum atau kandungan hukum
-
Tarjih menggunakan takrir (dalil) lain dari luar nash
b. Tarjih bain
al-aqsiyah
-
Dari segi hukum ashl
-
Dari segi hukum cabang
-
Dari segi illat
-
Pentarjihan dari segi cara penetapan illat
-
Pentarjihan dari sifat illat
-
Pentarjihan qoyas melalui factor luar
0 komentar:
Posting Komentar